Wednesday 29 December 2010

3 Keutamaan Haji

Menyambung tema sebelumnya, yaitu Pengertian dan Perintah Haji serta Urgensi Haji, Serial Haji & Idul Adha ke-3 ini mengambil tema Keutamaan Haji. Tulisan ini diambil dari Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq.

Ada 5 keutamaan haji yang akan disertai dengan hadits-hadits yang menjelaskannya. Pertama, haji merupakan amal yang paling utama. Kedua, haji merupakan jihad. Ketiga, haji menghapus dosa. Keempat, orang yang melakukan haji merupakan duta Allah. Dan kelima, ganjaran haji adalah surga.
***

1. Haji merupakan amal paling utama


أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - سُئِلَ أَىُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ فَقَالَ « إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ » . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ « الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ « حَجٌّ مَبْرُورٌ »
Rasulullah SAW ditanya mengenai amal yang paling utama. Maka jawab beliau: "yaitu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya." Tanya orang itu lagi, "Kemudian apa?" jawab beliau, "Kemudian berjihad di jalan Allah" Ditanya pula "Setelah itu apa?" Beliau menjawab, "Setelah itu haji yang mabrur." (HR. Bukhari)

Haji mabrur ialah haji yang tidak dinodai oleh dosa. Sedangkan menurut hasan, ciri-cirinya adalah bila seseorang kembali dari haji dengan mencintai akhirat dan tidak menghiraukan dunia. Diriwayatkan secara marfu' dengan sanad hasan bahwa haji mabrur/dipenuhi kebajikan itu adalah bila seseorang suka menyumbangkan makanan dan lemah lembut dalam ucapan.

2. Haji merupakan jihad

جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم ، فقال : إني جبان ، وإني ضعيف ، فقال : « هلم إلى جهاد لا شوكة فيه : الحج »
Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan berkata "Aku ini penakut dan aku ini lemah." Ujar Nabi, "Ayolah berjihad yang tidak ada kesulitannya yaitu naik haji." (HR. Abdurrazaq dan Thabrani, perawi-perawinya dapat dipercaya)

جِهَادُ الْكَبِيرِ وَالصَّغِيرِ وَالضَّعِيفِ وَالْمَرْأَةِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ
Jihad dari orang yang telah tua, dari orang yang lemah, dan dari wanita adalah haji dan umrah. (HR. An-Nasai dengan sanad hasan)

عَنْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ تُرَى الْجِهَادَ أَفْضَلَ الْعَمَلِ ، أَفَلاَ نُجَاهِدُ قَالَ « لَكِنَّ أَفْضَلَ الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ »
Dari Aisyah, bahwa ia bertanya kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, menurut engkau jihad itu adalah amal yang paling utama. Kalau begitu tidakkah kami akan berjihad?" Jawab Rasulullah SAW, "Bagi kalian adalah jihad yang lebih utama, yaitu haji yang mabrur." (HR. Bukhari)

3. Haji menghapus dosa

مَنْ حَجَّ هَذَا الْبَيْتَ ، فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ ، رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
Barangsiapa mengerjakan haji dan ia tidak menjima' istrinya pada waktu terlarang dan tidak pula berbuat maksiat, maka ia akan kembali seperti pada saat dilahirkan ibunya. (HR. Muslim)

فَلَمَّا جَعَلَ اللَّهُ الإِسْلاَمَ فِى قَلْبِى أَتَيْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقُلْتُ ابْسُطْ يَمِينَكَ فَلأُبَايِعْكَ. فَبَسَطَ يَمِينَهُ - قَالَ - فَقَبَضْتُ يَدِى. قَالَ « مَا لَكَ يَا عَمْرُو ». قَالَ قُلْتُ أَرَدْتُ أَنْ أَشْتَرِطَ.
قَالَ « تَشْتَرِطُ بِمَاذَا ». قُلْتُ أَنْ يُغْفَرَ لِى. قَالَ « أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ الإِسْلاَمَ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ وَأَنَّ الْهِجْرَةَ تَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهَا وَأَنَّ الْحَجَّ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ »
Tatkala Allah telah menanamkan Islam di hatiku, aku datang menemui Rasulullah SAW, lalu berkata, "Ulurkanlah tanganmu agar aku membai'at kepadamu." Nabi pun mengulurkan tangannya, tapi aku masih mengatupkan talapak tanganku." Maka tanya beliau, "Bagaimana engkau ini wahai Amar?" aku menjawab, "Aku akan mengajukan syarat" "Apa syaratnya?" tanya Rasulullah SAW. "Yaitu agar aku diampuni" jawabku. Maka sabda beliau, "Tidakkah engkau tahu bahwa Islam itu menghapuskan keadaan sebelumnya, begitu juga hijrah menghapuskan apa yang sebelumnya, juga haji menghapuskan apa yang sebelumnya?" (HR. Muslim)

تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجِّ الْمَبْرُورِ ثَوَابٌ دُونَ الْجَنَّةِ
Hendaknya engkau melakukan haji dan umrah itu secara beriringan karena keduanya akan melenyapkan kemiskinan dan kesalahan tak ubahnya seperti kipas angin menerbangkan kotoran-kotoran besi, emas, dan perak. Dan tiadalah ganjaran bagi haji yang mabrur itu selain surga. (HR. An-Nasa'i dan Tirmidzi)

4. Orang yang melakukan haji merupakan duta Allah

الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللَّهِ إِنْ دَعَوْهُ أَجَابَهُمْ وَإِنِ اسْتَغْفَرُوهُ غَفَرَ لَهُمْ
Orang yang mengerjakan haji dan orang-orang yang mengerjakan umrah merupakan duta-duta Allah. Jika mereka memohon kepada-Nya pastilah dikabulkan-Nya dan jika mereka meminta ampun pastilah diampuni-Nya. (Hr. An-Nasa'i dan Ibnu Majah)

5. Ganjaran Haji adalah Surga

الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا ، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
Umrah kepada umrah menghapuskan dosa yang terdapat diantara keduanya, sedang haji yang mabrur tiada ganjarannya kecuali surga. (HR. Bukhari dan Muslim)

هذا البيت دعامة الاسلام، فمن خرج يؤم هذا البيت من حاج أو معتمر، كان مضمونا على الله، إن قبضه أن يدخله الجنة " وإن رده، رده بأجر وغنيمة "
Rumah ini adalah tiang Islam. Maka siapa yang berangkat menuju rumah ini, baik untuk mengerjakan haji maupun umrah, maka telah dijamin oleh Allah jika ia meninggal akan dimasukkan-Nya ke dalam surga dan jika kembali akan diberkahi-Nya dengan oleh-oleh pahala. (HR. ibnu Juraij dengan sanad hasan).

Wallahu a'lam [Sumber: Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq]

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More